2isyarat telah dimengerti dikibarkan di puncak tiang bendera 3.isyarat belum dimengerti dikibarkan setengah kibaran 4.apabila dikibarkan oleh kapal perang berarti kapal itu akan berkomunikasi dengan kapal niaga dikibarkan dipuncak oleh stasiun pangirim 6.sebagai isyarat balas dikibarkan setengah kibaran oleh stasiun penerima pada saat isyarat pertama dilihat Macam-macam isyarat tanda bahaya:
setiapawak kapal / calon awak kapal (baik kapal niaga maupun kapal ikan) sebelum mereka bekerja di atas kapal. Kedudukan program diklat dalam keseluruhan program pembelajaran dapat di lihat Komunikasi dengan isyarat bunyi. Kegiatan Pembelajaran IV : Komunikasi dengan isyarat radio. Kegiatan Pembelajaran V : Isyarat-isyarat bahaya.
Adakahanda mencari Isyarat Anjing Templat bunyi? Pikbest telah menemui 224 besar Isyarat Anjing royalti kesan bunyi saham percuma. Lebih banyak template royalti percuma Isyarat Anjing percuma Muat turun untuk kegunaan komersil,sila layari PIKBEST.COM
Isyaratmenghandle sekoci dengan isyarat bunyi (peluit) a. Satu tiup pendek ( . ) artinya turunkan sekoci. b. Dua tiup pendek ( .. Instruksi pemeliharaan alat keselamatan di atas kapal harus dilaksanakan. Instruksi dimaksud harus mudah dimengerti dan dapat . 17 memberikan ilustrasi yang jelas diperlukan data-data yang jelas
6Di Philadelphia pernah diadakan penelitian tentang anak-anak bisu yang tidak diajari bahasa isyarat, dan ditemukan ketika anak-anak itu berusia 3 atau 4 tahun mereka telah membuat bahasa isyarat tersendiri. 32 HUBUNGAN ANTARA BUNYI DAN ARTI Dari bunyi-bunyi tersebut di atas terdapat adanya hubungan antara bunyi-bunyi/bunyi suatu kata
Soal7: Bagaimana cara penyusulan di alur pelayaran sempit?Jawab:a).Sedapat mungkin penyusulan dilakukan di alur pelayaran yang lurus.b).Penyusulan dinyatakan dengan isyarat bunyi: 2 panjang 1 pendek untuk penyusulan disebelah kiri, 2 panajang 2 pendek untuk penyusulan disebelah kanan.c).Jika kapal yang disusul setuju, membunyikan isyarat bunyi 1 panjang, 1 pendek, 1 panjang, 1 pendek (- Ă‚
0rzv7R. Definisi - definisi. 1. Kata - kata "Suling" berarti setiap alat isyarat bunyi yang mampu mengeluarkan ketak - ketak yang disyaratkan dan yang memenuhi yang disebut dalam Lampiran III Peraturan-Peraturan ini. 2. Istilah "bunyi pendek" berarti bunyi selama lebih satu detik. 3. Istilah "bunyi lanjut" berarti bunyi selama empat sampai enam detik. Perlengkapan untuk isyarat - isyarat bunyi. 1. Kapal dengan pamjang 12 meter atau lebih harus dilengkapi dengan suling dan genta dan kapal dengan panjang 100 meter atau lebih, sebagai tambahan, harus dilengkapi dengan gong, yang suara dan bunyi nya tidak akan menimbulkan kekeliruan dengan suara dan bunyi genta tersebut. Suling, genta dan gong harus memenuhi yang disebut dalam Lempiran III Peraturan - Peraturan ini. Genta atau gong atau keduanya boleh diganti perlengkapan lain yang masing-masing mempunyai ciri-ciri bunyi sama, dengan syarat bahwa membunyikan isyarat - isyarat yang diharuskan dengan tangan selalu harus dimungkinkan. 2. Kapal dengan panjang kurang dari 12 meter tidak boleh diwajibkan untuk memasang alat - alat isyarat bunyi yang disyaratkan dalam ayat a Aturan ini, tetapi jika tidak dipasang, kapal harus dilengkapi dengan alat lain yang mengeluarkan isyarat bunyi yang baik. Isyarat - isyarat olah-gerak dan peringatan. 1. Jika kapal - kapal melihat satu sama lain, kapal yang digerakkan dengan tenaga yang sedang berlayar, jika mengolah gerak seperti yang dibolehkan atau diharuskan oleh Aturan - Aturan ini, harus menunjukkan olah-gerak itu dengan isyarat - isyarat berikut pada sulingnya - satu bunyi pendek yang berarti "Saya merobah haluan kekanan" ; - dua bunyi pendek yang berarti "Saya merobah haluan ke kiri" ; - tiga bunyi pendek yang berarti "Mesin - mesin saya bergerak mundur" 2. Setiap kapal boleh menambah isyarat - isyarat bunyi yang disyaratkan dalam ayat a dengan isyarat - isyarat cahaya yang di ulang secukupnya, pada waktu olah-gerak sedang dilaksanakan isyarat - isyarat cahaya ini mempunyai arti berikut - satu kelip yang berarti "Saya merobah haluan saya ke kanan" ; - dua kelip yang berarti "Saya merobah haluan saya ke kiri" ; - tiga kelip yang berarti "Mesin - mesin" saya bergerak mundur ; 3. lamanya tiap kelip berlangsung kira satu detik, selang waktu antara kelip-kelip berlangsung kira-kira satu detik, dan selang waktu antara isyarat-isyarat berturut-turut tidak boleh kurang dari sepuluh detik ; 4. lampu yang digunakan untuk isyarat ini, jika dipasang, harus berupa lampu keliling putih, yang dapat dilihat pada jarak minimum 5 mil, dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan Lampiran I. 5. Pada waktu melihat satu sama lain di dalam alur pelayaran atau air pelayaran, yang sempit 6. kapal bermaksud untuk menyusul kapal lain harus sesuai dengan Aturan 9 e i menunjukkan maksudnya dengan isyarat-isyarat berikut pada sulingnya - dua bunyi lanjut disusul oleh satu bunyi pendek yang berarti "Saya bermaksud menyusulmu pada sisi lambung kanarmu" ; - dua bunyi lanjut disusul oleh dua bunyi pendek yang berarti "Saya bermaksud menyusulmu pada sisi lambung kirimu" ; 7. kapal yang akan disusul pada waktu bertindak sesuai dengan Aturan 9 e i harus menunjukkan persetujuannya dengan isyarat berikut pada sulingnya - satu bunyi lanjut, satu pendek, satu lanjut dan satu pendek, dalam urutan itu. 8. Pada waktu kapal-kapal melihat satu sama lain mendekati satu sama lain dan karena sebab apapun salah satu kapal gagal untuk mengert maksud-maksud atau tindakan-tindakan kapal yang lain, atau ragu-ragu apakah tindakan yang diambil kapal lain itu cukup untuk menghindari tubrukan, maka kapal yang ragu-ragu harus segera menunjukkan keragu-raguan demikian dengan paling sedikit memberikan lima bunyi pendek dan cepat pada sulingnya. Isyarat demilkian boleh ditambah dengan isyarat lampu sebanyak paling sedikit lima kelip pendek dan cepat. 9. Kapal yang mendekati tikungan atau daerah alur pelayaran atau air pelayaran dimana kapal-kapal lain mungkin dihalang-halangi oleh rintangan yang mengganggu harus membunyikan satu bunyi lanjut. Isyarat demikian harus dijawab dengan bunyi lanjut oleh setiap kapal yang sedang mendekati yang mungkin berada dalam jarak dengar sekitar tikungan atau dibelakang rintangan yang mengganggu itu. 10. Jika suling-suling dipasang dikapal pada jarak terpisah lebih dari 100 meter, hanya satu suling saja yang boleh digunakan untuk memberikan isyarat-isyarat olah-gerak dan peringatan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sinyal dan alarm darurat kapal dapat membantu kita mengatasi krisis atau menghindari keadaan darurat maritim secara efisien dan dengan cara yang atau alarm darurat di kapal dipasang di berbagai sistem dan mesin kapal untuk memberi tahu awak kapal beserta penumpang tentang situasi berbahaya yang dapat timbul karena berbagai jenis keadaan darurat di atas kapal. Setiap alarm darurat memiliki tipe suara tersendiri untuk memastikan bahwa seseorang setidaknya dapat mendengarkan alarm yang dapat didengar saat bekerja di area di mana melihat alarm visual tidak memungkinkan dan sebaliknya. Adalah praktik standar dalam industri maritim internasional untuk memiliki alarm darurat di kapal untuk peringatan tertentu yang serupa untuk semua kapal laut, tidak peduli di laut mana mereka berlayar atau di perusahaan mana mereka ini membantu pelaut untuk mengetahui dan memahami jenis peringatan / darurat atau alarm darurat kapal dengan baik dan membantu mengatasi situasi dengan lebih penumpang, selagi menunggu instruksi lebih lanjut dari awak kapal, ada baiknya juga untuk mengetahui makna dari setiap alarm yang dibunyikan pada kapal juga "Istilah 'Subsunk' dan 'On Eternal Patrol' KRI Nanggala 402" oleh Stefani Ditamei Berikut adalah jenis alarm darurat atau sinyal di atas kapal yang dipasang untuk memberikan peringatan Alarm UmumAlarm darurat umum di kapal dikenali dengan 7 dering pendek bel diikuti dengan dering panjang atau menggunakan sinyal klakson kapal dengan irama yang umum di kapal dibunyikan untuk memberi tahu awak kapal bahwa keadaan darurat telah terjadi seperti kebakaran, tabrakan, melandas, atau skenario yang dapat menyebabkan kapal ditinggalkan. 1 2 3 4 5 Lihat Pendidikan Selengkapnya
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen saat meninjau latihan Angkatan Bersenjata Taiwan pada 4 Februari 2021. Tsai Ing-wen Jakarta, IDN Times - Angkatan Bersenjata Taiwan menggelar latihan militer di kota pelabuhan Kaohsiung, Sabtu 10/6/2023 waktu setempat. Di atas kapal patroli, mereka melakukan simulasi krisis militer ini digelar di tengah meningkatnya tekanan militer dari China. Dilansir AFP, Minggu 11/6/2023 melibatkan otoritas penjaga pantai, militer, polisi dan dinas lintas udara diiringi musik film laga dan narasi berkelanjutan soal 'serangan'."Ini Penjaga Pantai Taiwan! Matikan mesinnya segera. Kami akan naik dan memeriksa kapal anda!" demikian bunyi narasi dalam video simulasi penyanderaan tersebut. Baca Juga China Marah Menlu Taiwan Akan Kunjungi Ceko Pekan Depan 1. Tsai Ing-wen ingin pastikan perdamaian di Selat TaiwanPresiden Taiwan Tsai Ing-wen memberi pidato dalam sebuah upacara kenegaraan pada 10 September 2020. Tsai Ing-wen Dalam video tersebut nampak sebuah helikopter dan kapal patroli yang berukuran lebih kecil mengepung kapal tersebut. Para personel kemudian diam-diam naik di atas kapal patroli yang besar dan melepaskan tembakan dan melakukan akhir simulasi, mereka memberikan hormat kepada Presiden Tsai Ing-wen yang berada di dermaga."Semua orang yang berpartisipasi dalam latihan hari ini adalah para pembela garis depan negara kita. Saya ingin menekankan kembali, kita harus memperkuat diri kita untuk memastikan perdamaian di Selat Taiwan," ucap China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnyaPresiden Taiwan, Tsai Ing-wen, bersama pilot-pilot dari Angkatan Udara Taiwan. Sebagai informasi, China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Dalam tiga tahun terakhir, Beijing berupaya menegakkan klaimnya dengan menggelar latihan militer di sekitar kepulauan Pertahanan Taiwan mengatakan latihan itu akan mencakup penggunaan bandara sipil, penyebaran aset udara, dan menyamarkan pasukan di darat. Lebih lanjut, elemen angkatan laut akan mengintegrasikan pasukan laut, udara dan darat untuk menyerang pasukan musuh dan kapal serbu amfibi. Hal itu juga ditujukan untuk melindungi jalur laut dan melawan upaya blokade. Baca Juga Wow! Taiwan dan Hong Kong Negara Tujuan Favorit Pekerja Migran Lampung 3. Taiwan aktifkan sistem pertahananIlustrasi - Jet tempur dan pesawat pembom strategis AS terbang bersama jet tempur AU Korsel pada Latihan Vigilant Ace 2017. Sebelumnya Taiwan dilaporkan telah mengaktifkan sistem pertahanan setelah ada 37 jet militer China terbang ke zona pertahanan udara telah mendeteksi 37 pesawat AU China pada Kamis 8/6/2023 sejak pukul pagi. Pesawat itu terdiri dari jet tempur J-11 dan J-16, serta jet pengebom H-6 berkemampuan nuklir, yang terbang ke sudut barat daya zona pertahanan udara Taiwan.“Beberapa jet China terbang juga ke tenggara Taiwan dan menyeberang ke Pasifik sebelah barat untuk melakukan pelatihan pengawasan udara dan navigasi jarak jauh,” demikian pernyataan Kemenhan Taiwan, dikutip dari Channel News Asia, Jumat 9/6/2023.
Kegiatan Pembelajaran 3. Komunikasi Dengan Isyarat Bunyi Deskripsi Penggunaan isyarat bunyi sangat rentan menimbulkan kekacauan atau salah pengertian. Oleh karena itu isyarat bunyi dipergunakan seminimal mungkin dengan mempergunakan suling, sirine, terompet kabut dan sebagainya, Pengisyaratan bunyi harus dilakukan dengan perlahan-lahan atau dengan standar kecepatan pengiriman dengan isyarat bunyi adalah 8 delapan perkataan atau 40 huruf untuk setiap menitnya. 23 Komunikasi dengan isyarat bunyi sebaiknya dilakukan pada perairan bebas dan memiliki pandangan yang cukup. Seorang petugas komunikasi di kapal untuk bisa berkomunikasi dengan isyarat bunyi, yang bersangkutan harus menguasai kode morse, karena berita harus disampaikan dalam bentuk kode morse bunyi. Penggunaan isyarat-isyarat bunyi selain isyarat-isyarat satu huruf hanya harus digunakan dalam keadaan yang amat sangat membahayakan dan jangan digunakan dalam perairan ramai. Oleh karena sifatnya yang khusus, penggunaan isyarat bunyi dalam penglihatan terbatas harus mengacu kepada peraturan P2TL tahun 1972 Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut seperti dijelaskan pada modul ini, khususnya pada sub bab komunikasi di kapal dalam keadaan darurat. Kegiatan Belajar 1 Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan belajar “komunikasi dengan isyarat bunyi” ini diharapkan peserta didik dapat 1 Menjelaskan prosedur komunikasi isyarat bunyi sesuaistandar operasional penggunaan. 2 Menyebutkan simbol-simbol morse. 3 Mendemonstrasikan berkomunikasi dengan isyarat bunyi. 4 Mengidentifikasi isyarat bunyi dalam penglihatan terbatas. 5 Menjelaskan komunikasi darurat dengan menggunakan isyarat bunyi. 2 Uraian Materi a. Komunikasi di kapal dalam keadaan normal Pengisyaratan bunyi menggunakan tanda morse yang menimbulkan huruf- huruf, angka-angka, dan sebagainya. Diungkapkan dalam tanda-tanda dasar yang berupa titik-titik Pendek-Pendek dan Garis-Garis Panjang diisyaratkan secara tunggal atau secara kombinasi tentang waktu pemancarannya, kita 24 harus memperhatikan benar-benar tentang perimbangan waktu antara titik- titik pendek- pendek, garis-garis panjang-panjang, ruang-ruang di antara dasar yang satu dengan tanda dasar yang lain dan ruang ruang di antara dan tanda morse lengkap serta ruangan-ruangan antara dua kata atau kelompok. Perimbangan waktu yang dimaksudkan itu adalah sebagai berikut a Sebuah Titik Pendek dipergunakan sebagai satu satuan waktu. b Sebuah Garis Panjang senilai dengan tiga titik = 3 satuan waktu. c Ruang waktu diantara dua tanda dasar senilai dengan satu titik =1 satuan waktu. d Ruang waktu di antara dua simbol lengkap senilai dengan 3 titik = 3 satuan waktu. e Ruang waktu antara dua kata atau dua kelompok senilai dengan 7 titik = 7 satuan waktu. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang perimbangan waktu yang dimaksudkan itu, harap perhatikan contoh di bawah ini Contoh “KAPAL KEBAKARAN” akan diisyaratkan sebagai berikut - . - / . - / . - - . / . - / . - . . // - . - / . / - . . . /. – / - . - / . - / . - . / . - / - . // Titik = satu satuan waktu Garis = tiga satuan waktu Antara dua pancaran dalam satu huruf = satu satuan waktu Antara dua huruf/angka dalam satu kata = tiga satuan waktu Antara dua kata = tujuh satuan waktu 25 Dalam melakukan perisyaratan bunyi sebaiknya mematuhi instruksi sebagaimana yang telah ditentukan, akan sulit kalau waktunya sangat lambat, sebab sukar membedakan antara titik-titik dan garis, akibat kurang cepatnya membedakan waktu. Dalam hal ini, maka kita harus lebih memanjangkan garis-garis dalam perbandingan dengan titik- titik. Standar kecepatan pengiriman dengan isyarat bunyi adalah 8 delapan perkataan atau 40 huruf untuk setiap menitnya. Isyarat-isyarat harus dilakukan secara perlahan-lahan dan dengan jelas. Isyarat-isyarat itu boleh diulang, jika perlu, tetapi dengan selang waktu yang cukup untuk menjamin bahwa tidak akan dapat menimbulkan kekeliruan dan bahwa isyarat-isyarat satu huruf tidak akan terkelirukan sebagai kelompok- kelompok dua huruf. Para Nakhoda harus ingat bahwa isyarat-isyarat satu huruf dari kode yang ditandai dengan * yaitu B, C, D, E, G, H, I, S, T dan Z , apabila disampaikan dengan bunyi, hanya boleh disampaikan untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan-peraturan internasional untuk mencegah pelanggaran di laut saja. Acuan juga dibuat untuk isyarat-isyarat satu huruf yang diperuntukkan bagi penggunaan khusus antara kapal pemecah es dan kapal-kapal yang ditolong. Kode-kode isyarat yang biasa dipergunakan dalam isyarat bunyi hampir sama dengan yang dipergunakan dalam isyarat cahaya, antara lain  AA AA AA dan seterusnya Isyarat panggilan umum atau panggilan untuk stasiun yang tidak dikenal , dibuat untuk menarik perhatian apabila ingin berisyarat dengan semua stasiun atau dengan sebuah stasiun yang nama atau isyarat identitasnya tidak diketahui. Panggilan itu dilakukan secara terus menerus sampai memperoleh balasan dari stasiun yang ditujukan. 26  TTTTTT dan seterusnya Isyarat balas, dibuat untuk membalas panggilan dan isyarat ini harus diisyaratkan secara terus menerus sampai stasiun pengirim menghentikan panggilannya.  DE Dari ………….. dipakai di depan nama atau tanda pengenal/isyarat identitas dari stasiun pengirim.  Panggilan dilakukan oleh stasiun pengirim dan selanjutnya mengirimkan berita dengan tiada terputus-putus, sampai dengan persiapan komunikasi ditutup dengan menyampaikan isyarat “AR”. Jika sipenerima isyarat tidak ketinggalan dalam menerima suatu isyarat perkataan atau kelompok, maka ia akan memberi isyarat “R” pada akhir berita yang diterimanya.  AR isyarat penutup, digunakan dalam semua hal untuk menyatakan akhir isyarat atau akhir transmisi oleh stasiun pengirim.  R dilakukan oleh stasiun penerima, yang artinya telah diterima / Received atau saya telah menerima isyarat anda yang terakhir / I have received your last signal.  Apabila si penerima isyarat stasiun penerima ketinggalan dalam menerima suatu perkataan atau kelompok, maka ia segera memberi tanda ulangan “UD”. Pada waktu mendengar tanda ini, stasiun pengirim memutuskan pengisyaratannya dan kembali mengirimkan beberapa perkataan atau kelompok berita ke belakang, setelah itu stasiun pengirim melanjutkan beritanya sampai tuntas.  CS stasiun pengirim membuat isyarat apabila menanyakan nama atau isyarat identitas dari stasiun penerima.  AS isyarat tunggu atau isyarat periode harus digunakan sebagai berikut - Apabila dibuat secara tersendiri atau setelah akhir suatu 27 isyarat berarti bahwa stasiun lain itu harus menunggu untuk komunikasi lebih lanjut isyarat tunggu/ waiting signal; - Apabila isyarat AS disisipkan antara kelompok-kelompok, isyarat itu berfungsi sebagai pemisah antara kelompok- kelompok isyarat periode/period signals untuk menghindari kekeliruan. b. Prosedur Isyarat Bunyi Contoh berisyarat KM Indarung call sign PKVA ingin menyampaikan berita kepada KM Nenemalomo call sign PKSL, Berita yang akan disampaikan adalah “Pada tanggal 12 Februari 2007, Baringan dan jarak sebuah kapal yang diperoleh dengan Radar adalah Baringannya 2250 dan jaraknya 18 mil”. Ket. OM = Baringan dan jarak sebuah kapal yang diperoleh dengan Radar Berita ingin disampaikan dalam bentuk kode isyarat internasional dengan menggunakan isyarat bunyi ? Jawabannya perhatikan pada tabel di bawah ini. Tabel Prosedur berisyarat dengan bunyi Disampaikan dengan isyarat KODE N 28 Tanda panah yang berada kekiri di atas itu dimaksudkan bahwa KM Nenemalomo yang pertama-tama mengutarakan nama panggilannya dan diulangi oleh KM Indarung. KM Indarung call sign PKVA ingin menyampaikan berita kepada KM Nenemalomo call sign PKSL, Berita yang akan disampaikan adalah “Sejak waktu sore terlihat beberapa ranjau terapung”. Berita ingin disampaikan dalam bentuk bahasa biasa dengan menggunakan isyarat bunyi? Jawabannya perhatikan pada tabel 11 di bawah ini. Tabel Prosedur berisyarat dengan bunyi Disampaikan dengan isyarat bahasa biasa Indarung KM. Nenemalomo KET 1 Panggilan 29 Tidak diberi jawaban, kalau salah satu perkataan ini tidak diterima, maka jawab Catatan Tanda panah yang berada kekiri di atas itu dimaksudkan bahwa KM Nenemalomo yang pertama-tama mengutarakan nama panggilannya dan diulangi oleh KM Indarung. c. Komunikasi di Kapal dalam Keadaan Darurat Dalam hal-hal yang khusus bila suatu kapal akan melakukan meeting, over taking atau crossing, agar tidak terjadi kecelakaan maka setiap awak kapal wajib segera memberikan tanda perhatian dengan membunyikan bel atau benda lainnya, sesuai dengan aturan P2TL. Adapun Isyarat bunyi yang biasa diterapkan dalam aturan P2TL Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut adalah sebagai berikut a Aturan yang ditetapkan dalam P2TL yang berhubungan dengan bunyi memiliki aturan tentang lamanya bunyi dipancarkan, sesuai dengan Aturan 32 dan 33. b Suling berarti sembarang alat isyarat bunyi yang mampu menghasilkan tiupan- tiupan yang ditetapkan. c Istilah “tiupan pendek” berati tiupan yang lamanya satu detik. Istilah “tiupan panjang” berarti tiupan yang lamanya 4 – 6 detik. d Kapal yang panjangnya 12 m atau lebih harus dilengkapi dengan suling atau genta dan harus selalu dapat dibunyikan dengan tangan. Aturan 34, Isyarat olah gerak dan Isyarat peringatan Apabila kapal-kapal saling melihat, kapal tenaga yang sedang berlayar jika mengolah gerak harus menunjukkan olah gerak 30  satu tiup pendek . yang berarti "Saya sedang mengubah haluan saya ke kanan"  Dua tiup pendek . . yang berarti "Saya sedang mengubah haluan saya ke kiri"  Tiga tiup pendek . . . yang berarti "Saya sedang menggerakkan mundur mesin pendorong", Kapal yang bermaksud hendak menyusul kapal lain, harus menunjukkan maksudnya dengan isyarat-isyarat berikut  Dua tiup panjang disusul dengan satu tiup pendek _ _ . yang berarti "Saya hendak menyusul pada sisi tambung kananmu",  Dua tiup panjang disusul dengan dua tiup pendek _ _ . . yang berarti "Saya hendak menyusul pada sisi lambung kirimu", Kapal yang akan disusul harus menunjukkan persetujuannya dengan isyarat berikut  Satu tiup panjang, satu tiup pendek, satu tiup panjang dan satu tiup pendek _ . _ . Apabila kapal-kapal yang saling melihat sedang mendekati satu sama lain dan oleh sesuatu sebab, salah satu kapal tidak mengerti maksud atau tindakan kapal yang lain, atau ragu-ragu apakah tindakan yang diambil oleh kapal yang lain itu cukup untuk menghindari tubrukan maka kapal yang ragu-ragu itu harus segera menunjukkan keragu- raguannya dengan memberikan isyarat  Lima tiup pendek dan cepat pada suling Kapal yang mendekati tikungan atau daerah alur pelayaran atau air pelayaran, dimana kapal-kapal lain mungkin terhalang oleh rintangan yang terletak di antaranya, harus membunyikan isyarat  Satu tiup panjang _ . Isyarat demikian, harus dijawab dengan satu tiup panjang oleh tiap kapal yang sedang mendekat, yang mungkin berada di belakang rintangan yang terletak di antaranya itu. 31 Aturan 35, Isyarat bunyi dalam penglihatan terbatas Isyarat bunyi dipergunakan dalam penglihatan terbatas, baik pada waktu siang maupun malam hari, isyarat-isyarat yang ditetapkan dalam Aturan ini harus digunakan sebagai berikut  Kapal tenaga yang mempunyai laju terhadap air, harus membunyikan satu tiup panjang _ dengan selang-selang waktu tidak lebih dari 2 menit.  Kapal tenaga yang sedang berlayar tetapi berhenti dan tidak mempunyai laju terhadap air, harus membunyikan dengan selang- selang waktu tidak lebih dari 2 menit, dua tiup panjang berturut-turut _ _ , dipisahkan oleh selang waktu kira-kira dua detik.  Kapal yang tidak dapat diolah gerak, kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya, kapal yang terkekang oteh saratnya, kapal layar, kapal yang menangkap ikan dan kapal yang menunda atau mendorong kapal lain, harus membunyikan satu tiup panjang disusul oleh dua tiup pendek _ . . , dengan selang-selang waktu tidak lebih dari 2 menit.  dKapal yang menangkap ikan, bilamana sedang berlabuh jangkar dan kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya, bilamana melakukan tugasnya sambil berlabuh jangkar, sebagai pengganti isyarat-isyarat yang ditetapkan dalam ayat g Aturan ini, harus membunyikan isyarat yang ditetapkan dalam ayat c yaitu satu tiup panjang disusul oleh dua tiup pendek _ . . , dengan selang-selang waktu tidak lebih dari 2 menit.  Kapal yang ditunda, atau jika kapal yang ditunda lebih dari satu, maka kapal yang terakhir dalam tundaan itu, jika diawaki, harus membunyikan satu tiup panjang disusul oleh tiga tiup pendek . . . , dengan selang-selang waktu tidak lebih dari 2 menit.  Apabila kapal yang mendorong dan kapal yang didorong maju dihubungkan secara erat dalam kesatuan gabungan, maka kapal- kapal itu harus dianggap 32 sebagai satu kapal tenaga dan harus memberikan isyarat-isyarat yang ditetapkan dalam ayat-ayat a atau b.  Kapal yang berlabuh jangkar, harus memukul genta secara cepat selama kira-kira 5 detik dengan selang-selang waktu tidak lebih dari satu menit. Di kapal yang panjangnya 100 meter atau lebih, genta itu dibunyikan dibagian muka kapal dan segera setelah pemukulan genta itu, gong dibunyikan secara cepat selama kira-kira 5 detik di bagian belakang kapal.  Kapal yang berlabuh jangkar sebagai tambahan, boleh membunyikan tiga tiup berturut-turut, yakni satu tiup pendek, satu tiup panjang dan satu tiup pendek . _ . , untuk memberi peringatan kepada kapal yang mendekat tentang kedudukannya dan tentang adanya kemungkinan tubrukan  Kapal yang kandas, harus memberikan isyarat genta dan jika diperlukan isyarat gong yang ditetapkan dalam ayat f, dan sebagai tambahan harus memberikan tiga pukulan terpisah dan jelas pada genta, segera sebelum dan sesudah bunyi genta secara cepat itu. Kapal yang kandas, sebagai tambahan, boleh membunyikan isyarat suling yang sesuai.  Kapal yang panjangnya kurang dari 12 meter, tidak diwajibkan untuk memberikan isyarat-isyarat tersebut diatas; tetapi jika tidak memberikan, ia harus memberikan sesuatu isyarat bunyi lain yang baik dengan selang- selang waktu tidak lebih dari 2 menit.  Kapal pandu bilamana melakukan tugas pemanduan, sebagai tambahan pada isyarat-isyarat yang ditetapkan dalam ayat-ayat a, b atau f boleh membunyikan isyarat pengenal yang terdiri dari empat tiup pendek Aturan 36, Isyarat untuk menarik perhatian. Jika dianggap perlu untuk menarik perhatian setiap kapal boleh memberikan isyarat bunyi ke jurusan bahaya tanpa mengganggu atau membingungkan setiap kapal lain yang lewat. Dalam hal-hal tertentu bila terjadi kecelakaan atau keadaan darurat yang sangat 33 mendesak dengan pertimbangan bahwa bantuan pertolongan dari pihak kapal lain sangat dibutuhkan maka setiap awak kapal wajib segera memberikan tanda perhatian dengan membunyikan bel atau benda lainnya maupun berteriak untuk meminta pertolongan. Dalam keadaan bahaya atau darurat maka peralatan yang dapat digunakan adalah peralatan atau mesin- mesin maupun pesawat- pesawat yang mampu beroperasi dalam keadaan tersebut. Bila terjadi keadaan khusus misalnya dalam keadaan penglihatan terbatas maka kita harus bisa mengidentifikasi jenis dan fungsi tanda-tanda bahaya sesuai standar IMO, agar sedini mungkin melakukan tindakan keselamatan sesuai dengan bahaya yang dihadapi. Contoh isyarat bunyi sesuai standar IMO d. Tanda bahaya kapal tenggelam Sirene bahaya dibunyikan dengan cara isyarat 7 tiup pendek dan satu tiup panjang ... , sirene dibunyikan secara terus menerus, dan langkah yang harus diambil apabila kita mendengar isyarat tanda bahaya kapal akan tenggelam, maka kita harus 1 Siap-siap dalam keadaan darurat kapal tenggelam Abandon ship 2 Pintu-pintu kedap air ditutup 3 Nakhoda diberi tahu kapal akan tenggelam 4 Kamar mesin diberi tahu kapal akan tenggelam 5 Posisi kapal di cek di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan e. Tanda bahaya kapal terbakar Sirine bahaya dibunyikan dengan cara 1 pendek dan 1 panjang . _ secara terus menerus, tanda bahaya terus menerus dibunyikan sampai dengan ada tindakan, apabila kita mendengar isyarat tanda 34 bahaya kapal terbakar, maka kita harus 1 Menyiapkan regu-regu pemadam kebakaran dan harus mengetahui di mana lokasi kebakaran terjadi. 2 Ventilasi, pintu-pintu kebakaran otomatis ditutup 3 Nakhoda dan Kepala Kamar Mesin diberi tahu kapal terjadi kebakaran 4 Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan. 5 Lakukan pemadaman kebakaran f. Tanda kapal yang sedang kandas Membunyikan tiga pukulan pada isyarat genta, apabila kita mendengar isyarat tanda bahaya kapal yang sedang kandas, maka kita harus 1 Stop mesin penggerak kapal main engine 2 Pintu-pintu kedap air ditutup 3 Nakhoda diberi tahu kapal kandas 4 Kamar mesin diberi tahu kapal kandas 5 VHF pindah ke channel 16 g. Tanda kapal tidak terkendali Sirine bahaya dibunyikan dengan cara 1 panjang 2 pendek _ . . secara terus menerus, yang berarti kapal tidak dapat diolah gerak dan memiliki kemampuan olah gerak yang terbatas, tanda bahaya terus menerus dibunyikan sampai dengan ada tindakan, apabila kita mendengar isyarat tanda bahaya kapal tidak terkendali, maka kita harus 1 Bunyikan sirine bahaya _ . . secara terus menerus 2 Mengolah gerak kapal sedemikian rupa untuk mengurangi bahaya kandas lebih parah 3 Radio VHF dipindah ke channel 16 4 Posisi kapal di cek di ruangan radio dan diperbaharui bila ada 35 perubahan posisi 3 Refleksi Setelah mempelajari modul kegiatan pembelajaran “komunikasi dengan isyarat bunyi” ini dapat disimpulkan kode isyarat yang biasa dipergunakan dalam berkomunikasi dengan isyarat bunyi, antara lain  Komunikasi dalam keadaan normal a. AA AA AA dan seterusnya Isyarat panggilan umum atau panggilan untuk stasiun yang tidak dikenal , b. TTTTTT dan seterusnya Isyarat balas. c. DE Dari ………….. dipakai di depan nama atau tanda pengenal/isyarat identitas dari stasiun pengirim. d. Komunikasi ditutup oleh stasiun pengirim dengan menyampaikan isyarat “AR”. Jika sipenerima isyarat tidak ketinggalan dalam menerima suatu isyarat perkataan atau kelompok, maka ia akan memberi isyarat “R” pada akhir berita yang diterimanya. e. AR isyarat penutup, digunakan dalam semua hal untuk menyatakan akhir isyarat atau akhir transmisi oleh stasiun pengirim. f. R telah diterima / Received atau saya telah menerima isyarat anda yang terakhir / I have received your last signal. g. Apabila si penerima isyarat stasiun penerima ketinggalan dalam menerima suatu perkataan atau kelompok, maka ia segera memberi tanda ulangan “UD”. h. CS stasiun pengirim membuat isyarat apabila menanyakan nama atau isyarat identitas dari stasiun penerima. i. AS isyarat tunggu atau isyarat periode j. Agar senantiasa kita terampil dalam berkomunikasi dengan bunyi dianjurkan untuk menghapalkan atau mengingat kode morse.  Komunikasi dalam keadaan darurat Dalam kondisi yang khusus terutama dalam keadaan yang sangat 36 penting atau mendesak, telah diatur dalam aturan P2TL khususnya tentang kapal-kapal yang saling melihat, kapal yang akan melakukan penyusulan ataupun kapal mendekati tikungan dan penglihatan terbatas. Apabila kapal-kapal saling melihat, kapal tenaga yang sedang berlayar jika mengolah gerak harus menunjukkan olah gerak a . yang berarti "Saya sedang mengubah haluan saya ke kanan" b . . yang berarti "Saya sedang mengubah haluan saya ke kiri" c . . . yang berarti "Saya sedang menggerakkan mundur mesin pendorong", Kapal yang bermaksud hendak menyusul kapal lain, harus menunjukkan maksudnya dengan isyarat-isyarat berikut a _ _ . yang berarti "Saya hendak menyusul pada sisi lambung kananmu", b _ _ . . yang berarti "Saya hendak menyusul pada sisi lambung kirimu", Kapal yang disusul harus menunjukkan persetujuannya dengan isyarat _ . _ . Apabila kapal yang mendekat tidak mengerti maksudnya atau ragu- ragu apakah tindakan yang diambil oleh kapal yang lain itu cukup untuk menghindari tubrukan maka memberikan isyarat Kapal yang mendekati tikungan harus membunyikan isyarat _ dan dijawab _ oleh tiap kapal yang sedang mendekat. Isyarat bunyi dipergunakan dalam penglihatan terbatas, sebagai berikut a. _ = Kapal tenaga yang mempunyai laju terhadap air, b. _ _ = Kapal tenaga yang sedang berlayar tetapi berhenti 37 dan tidak mempunyai laju terhadap air. c. _ . . = Kapal yang tidak dapat diolah gerak, kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya, kapal yang terkekang oleh saratnya, kapal layar, kapal yang menangkap ikan dan kapal yang menunda. d. _ . . = Kapal yang menangkap ikan, bilamana sedang berlabuh jangkar dan kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya. e. _ . . . = Kapal yang ditunda, atau jika kapal yang ditunda lebih dari satu, maka kapal yang terakhir dalam tundaan itu. Kapal yang berlabuh jangkar atau kapal yang kandas, harus memukul genta secara cepat selama kira-kira 5 detik dengan selang-selang waktu tidak lebih dari satu menit. f. . _ . = Kapal yang berlabuh jangkar. g. . . . . = Kapal pandu bilamana melakukan tugas pemanduan.
ISYARAT BAHAYA DI KAPAL Kompetensi Prosedur Darurat dan Sar TPL - Prod/ BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIKMENJUR DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2003 Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR ii KATA PENGANTAR Penggunaan tanda bahaya diatas kapal dapat memberikan peringatan secara dini tentang asal terjadinya bahaya, tindakan yang harus dilakukan bila telah terjadi bahaya dan tempat evakuasi atau tempat berkumpulnya awak kapal bilamana bahaya telah terjadi. Isyarat bahaya yang sering dilakukan diatas adalah isyarat berupa bunyi alarm dimana memerlukan tindakan penanggulangan secara tepat. Dalam modul Isyarat bahaya di kapal terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah 1. Jenis-jenis isyarat bahaya di kapal. 2 . Penggunaan isyarat bahaya di kapal. 3 . Tindakan yang dilakukan bila mendengan isyarat bahaya di kapal. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka diusahakan materi yang disajikan dalam buku ini mencakup tentang, Tanda bahaya di kapal sehingga diharapkan para siswa dapat memahami beberapa tanda bahaya yang terdapat diatas kapal , lebih lanjut diharapkan tindakan yang harus dilakukan bila mendengar tanda bahaya di atas kapal sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................... iii PETA KEDUDUKAN MODUL........................................................ vi GLOSARIUM ...................................................................................... ix I. PENDAHULUAN ........................................................................ I - 1 A. Deskripsi ................................................................................ I - 1 B. Prasarat .................................................................................. I - 2 C. Petunjuk Penggunaan Modul ............................................ I - 2 1. Penjelasan Bagi Siswa ................................................... I - 2 2. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran..................... I - 4 D. Tujuan Akhir ......................................................................... I - 5 E. Kompetensi ........................................................................... I - 5 F. Cek Kemampuan .................................................................. I - 8 II. PEMBELAJARAN ....................................................................... II - 1 A. Rencana Belajar Siswa ......................................................... II - 1 B. Kegiatan Belajar .................................................................... II - 2 1. Jenis Jenis Isyarat Bahaya di Kapal .......................... II - 2 a. Tujuan Pembelajaran ............................................. II - 2 Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR iv b. Uraian Materi ......................................................... II - 2 c. Rangkuman ............................................................. II - 4 d. Tugas ........................................................................ II - 5 e. Tes Formatif ............................................................ II - 5 f. Lembar Kerja .......................................................... II - 9 2. Penggunaan Isyarat Bahaya di Kapal ......................... II - 10 a. Tujuan Pembelajaran ............................................. II - 10 b. Uraian Materi ......................................................... II - 10 c. Rangkuman ............................................................. II - 14 d. Tugas ........................................................................ II - 15 e. Tes Formatif ............................................................ II - 16 f. Lembar Kerja .......................................................... II 19 3. Tindakan yang dilakukan bila mendengar Isyarat Bahaya di Kapal ............................................................. II - 21 a. Tujuan Pembelajaran ............................................. II - 21 b. Uraian Materi ......................................................... II - 21 c. Rangkuman ............................................................. II - 23 d. Tugas ........................................................................ II - 24 e. Tes Formatif ............................................................ II - 25 f. Lembar Kerja .......................................................... II 29 Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR v III. EVALUASI ................................................................................... III - 1 IV. PENUTUP...................................................................................... IV - 1 DAFTAR PUSTAKA Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR vi PETA KEDUDUKAN MODUL Program Diklat ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh setiap awak kapal bagian mesin yang akan beberja diatas kapal, baik pada kapal niga maupun pada kapal perikanan. Kedudukan program pembelajaran Teknika Perikanan Laut dalam keseluruhan program pembelajaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR vii Lingkaran berikut huruf yang berada di dalam diagram di atas menunjukkan kompetensi yang harus dimiliki sesuai Program Diklat yang bersangkutan, yaitu A = Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran B = Teknik Penyelamatan Diri C = Prosedur Darurat dan Sar D = Pelayanan Medis E = Pencegahan Polusi Lingkungan Laut F = Keselamatan dan Kesehatan Kerja G = Hukum Laut dan Peraturan Perikanan H = Teknologi Bahan dan Teknik Pengukuran I = Menggambar Mesin J = Bangunan dan Stabilitas Kapal Perikanan K = Peralatan Kerja Mesin L = Instalansi dan Peralatan Listrik M = Tata Laksana Perikanan yang Bertanggung Jawab N = Kerja Bengkel O = Otomatisasi dan Sistem Kontrol P = Perawatan Alat Penangkap Ikan Q = Mesin Penggeraka Utama dan Bantu R = Pompa dan Sistem Perpipaan S = Peralatan Pengolahan dan Sistem Pendingin Ikan T = Dinas Jaga U = Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkap Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR viii Diagram profil kompetensi dan diskripsi pembelajaran dari modul isyarat bahaya di kapal ini dalam keseluruhan program pembelajaran pada Bidang Keahlian Pelayaran dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Keterangan PA = Program adatif C01 = Isyarat Bahaya di Kapal Prola = Praktek Laut Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR ix GLOSARIUM Smoke Detector Alat pendeteksi yang mendeteksi adanya asap, yang kemudian memberikan sinyal ke alarm sehingga membunyikan alarm pada nyala api yang tidak terkendali. Heat Detector Alat pendeteksi yang mendeteksi adanya panas. Prinsip kerjanya adalah bekerja berdasarkan adanya temperature normal yang secara tiba-tiba temperature tersebut naik karena adanya panas yang menyebabkan rangkaian elektronis bekerja aktif yang kemudian menyebabkan alarm berbunyi. Flame Detector Alat pendeteksi yang mendeteksi adanya nyala api yang besar yang dapat menimbulkan resiko bahaya kebakaran yang besar. Smoke Signal Adalah salah satu alat pengirim isyarat bahaya di kapal, yang menggunakan asap berwarna jingga pada kondisi kapal dalam keadaan dsrurat. Light Signal Adalah salah satu alat pengirim isyarat bahaya di kapal, yang menggunakan cahaya pada kondisi kapal dalam keadaan dsrurat. Kata Mede Adalah pengirima isyarat dengan menggunakan Kata Mede yang berarti kapal berada dalam kondisi darurat. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR I - 1 I. PENDAHULUAN A. Deskripsi Singkat Kondisi dalam kedaan bahaya diatas kapal, biasanya disampaikan melalui peringatan tertentu yang lebih dikenal dengan isyarat bahaya. Isyarat bahaya diatas kapal dapat berupa isyarat bunyi atau cahaya yang menyatakan kondisi berada dalam keadaan darurat. Isyarat bahaya ini sangat diperlukan bagi seluruh awak kapal, karena dengan adanya tanda bahaya maka setiap ABK dapat melakukan tindakan preventif atau pencegahan terhadap terjadinya bahaya diatas kapal. Pencegahan terhadap terjadinya bahaya dapat dilakukan dengan pemberitahuan secara dini tentang tempat berkumpulnya seluruh ABK, tindakan yang harus dilaksanakan dan langka akhir berupa langka evakuasi terhadap seluruh awak kapal. Modul kompetensi Isyarat bahaya di kapal pada dasarnya merupakan materi kurikulum yang berfungsi mengembangkan kemampuan, kebiasaan dan kesenangan siswa SMK Bidang Keahlian Pelayaran untuk mengetahui Tanda bahaya di kapal, sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik ketika melakukan pekerjaan diatas kapal. Materi yang disajikan dalam modul ini terdiri tiga kegiatan belajar sebagai berikut Kegiatan belajar 1. Jenis-jenis Isyarat bahaya di kapal. Kegiatan belajar 2. Penggunaan isyarat bahaya di kapal. Kegiatan belajar 3. Tindakan yang dilakukan bila mendengar isyarat bahaya di kapal. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR I - 2 B. Prasyarat Untuk mempelajari program diklat ini siswa dipersyaratkan untuk memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus diantaranya adalah Matematika, Fisika, Kerja Bengkel, Kelistrikan dan Menggambar Tehnik. Hal ini disebabkan materi program diklat ini dirancang sebagai suatu paket kompetensi utuh, supaya siswa dapat dengan mudah memahami dan mengerti beberapa tanda isyarat bahaya yang ada diatas kapal. C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Penjelasan Bagi Siswa Modul ini membahas tentang Isyarat Bahaya di Kapal, yang merupakan materi ketrampilan dasar sebagai salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh awak kapal/calon awak kapal yang akan bekerja di atas kapal. Diharapkan setelah mempelajari modul ini, Anda sebagai siswa SMK Bidang Keahlian Pelayaran dapat mengetahui Tanda Bahaya di Kapal, yang secara khusus dapat dirinci dalam bentuk tahapan kegiatan belajaran sebagai berikut a. Jenis-jenis isyarat bahaya di kapal. b. Penggunaan isyarat bahaya di kapal. c. Tindakan yang dilakukan bila mendengar isyarat bahaya di kapal a. Langkah-langkah yang harus ditempuh Untuk memberikan kemudahan pada Anda dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut, pada masing-masing butir bagian, Anda akan selalu menjumpai Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR I - 3 uraian materi, bahan latihan, rangkuman dan test formatif sebagai suatu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu sebaiknya Anda mengetahui seluruh pembahasan itu. Sedangkan untuk memperkaya pemahaman dan perluasan wawasan Anda mengenai materi, disarankan untuk membaca buku rujukan yang sesuai dan dicantumkan pada bagian akhir dari Buku Materi Pokok ini. b. Perlengkapan yang harus dipersiapkan Untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan baik pada modul ini, maka perlengkapan kelas dan work shop harus disediakan sebaik mungkin, antara lain tergambar pada matrik berikut Perlengkapan Work Shop/Kapal Perlengkapan Ruang Kelas Bahan ? light Signal ? Bel atau alarm ? Seruling ? Smoke Signal ? OHP ? LCD ? Film tentang jenis- jenis tanda bahaya yang ada di atas kapal. ? Lap majun ? Sarung tangan c. Hasil Pelatihan Diharapkan setelah Anda menyelesaikan mempelajari modul Isyarat bahaya di kapal, Anda dapat memahami jenis-jenis Isyarat bahaya yang ada di kapal, penggunaan Isyarat bahaya di kapal dan tindakan yang dilakukan bila mendengar Isyarat bahaya di kapal. Dengan demikian Anda diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengenal berbagai Isyarat bahaya yang ada di kapal. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR I - 4 d. Prosedur Sertifikasi Pada sub kompetensi, dimana Anda telah mempelajari tentang jenis-jenis isyarat bahaya, penggunaan Isyarat bahaya dan tindakan yang dilakukan jika mendengar isyarat bahaya yang ada di atas kapal, dimana materi pembelajaran menitik beratkan pada kemampuan keterampilan atau skill, diharapkan setelah selesainya Anda mempelajari materi ini Anda berhak untuk mendapatkan sertifikasi. Dimana modul-modul berikutnya yang membahas khusus tentang isyarat bahaya di kapal, selalu disesuaikan dengan dunia kerja dan dunia industri. Sekolah dapat merekomendasikan siswa untuk mengikuti evaluasi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi profesi, atau apabila sekolah mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan uji kompetensi, maka uji kompetensi tersebut dapat dilakukan di sekolah. 2. Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar. b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelasklan dalam tahap belajar. c. Membantu siswa dalam memahami konsep dan praktek baru dan menjawab pertanyaan siswa pengenai proses belajar siswa. d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan dalam belajar. e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR I - 5 f. Merencanakan seorang ahli/pedamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya. h. Melaksanakan penilaian. i. Menjelaskan kepada siswa tentang sikap pengetahuan dan keterampilan dari suatu konpensi, yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya. j. Mencatat pencapaian kemajuan siswa. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari modul ini Siswa diharapkan mampu memiliki kemampuan untuk dapat mengetahui jenis-jenis isyarat bahaya yang ada di kapal. E. Kompetensi Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR Kode Kompetensi TPL Prod/C. 01 Sub Kompetensi Isyarat Bahaya di Kapal Materi Pokok Pembelajaran Kriteria Unjuk Kerja Lingkup Belajar Sikap Pengetahuan Keterampilan Mampu mengidentifika si jenis-jenis isyarat bahaya di kapal jenis-jenis isyarat bahaya di kapal Teliti dalam mengidentifikasi jenis-jenis isyarat bahaya di kapal ? Menjelaskan isyarat berupa bunyi ledakan senjata ? Menjelaskan isyarat berupa ? Menggunakan isyarat berupa bunyi ledakan senjata ? Menggunakan isyarat berupa Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR I - 6 bunyi atau alarm yang diperdengarkan secara terus menerus ? Menjelaskan isyarat berupa roket atau peluru yang memancarkan cahaya ? Menjelaskan isyarat dengan menggunakan radio telegraf untuk mengirim SOS. ? Menjelaskan isyarat dengan menggunakan pesawat radio telepon. ? Menjelaskan isyarat berupa sehelai bendera segi empat. ? Menjelaskan isyarat berupa nyala api yang berasal dari atas kapal. ? Menjelaskan isyarat berupa Menjelaskan isyarat dengan bunyi atau alarm yang diperdengarkan secara terus menerus ? Menggunakan isyarat berupa roket atau peluru yang memancarkan cahaya ? Menggunakan isyarat dengan menggunakan radio telegraf untuk mengirim SOS. ? Menggunakan isyarat dengan menggunakan pesawat radio telepon. ? Menggunakan isyarat berupa sehelai bendera segi empat. ? Menggunakan isyarat berupa nyala api yang berasal dari atas kapal. ? Menggunakan isyarat berupa Menjelaskan isyarat dengan menggunakan asap. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR I - 7 menggunakan asap Mampu menggunakan jenis-jenis isyarat bahaya di kapal Penggunaan jenis-jenis isyarat bahaya di kapal Teliti dalam menggunakan jenis-jenis isyarat bahaya di kapal ? Menjelaskan penggunaan isyarat bahaya bila terjadi kebakaran di atas kapal. ? Menjelaskan penggunaan isyarat bahaya bila terjadi orang terjatu ke laut ? Menjelaskan penggunaan isyarat bahaya bila terjadi kedaan darurat di kamar mesin ? Penggunaan isyarat bahaya bila terjadi kebakaran di atas kapal. ? Penggunaan isyarat bahaya bila terjadi orang terjatu ke laut ? Penggunaan isyarat bahaya bila terjadi kedaan darurat di kamar mesin Mampu melakukan tindakan bila mendengar isyarat bahaya di kapal Tindakan bila mendengar isyarat bahaya di kapal Cermat dalam melakukan tindakan bila mendengar isyarat bahaya di kapal ? Menjelaskan tindakan evakuasi bila terjadi kebakaran di atas kapal. ? Menjelaskan tindakan yang dilakukan bila terjadi orang terjatuh ke laut. ? Menjelaskan tindakan yang dilakukan bila teradi kedaan darurat di kamar mesin ? Melakukan tindakan evakuasi bila terjadi kebakaran di atas kapal. ? Melakukan tindakan bila terjadi orang terjatuh ke laut. ? Melakukan bila teradi kedaan darurat di kamar mesin Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR I - 8 F. Cek Kemampuan Untuk dapat mengecek kemapuan siswa dalam kegiatan belajar, maka indikator-indikator penguasaan materi berikut dapat menjadi acuan 1. Mengetahu jenis-jenis isyarat bahaya di atas kapal. 2. Mengtahui jenis isyarat bila terjadi kebakaran di atas kapal, terjadi orang terjatuh ke laut dan terjadi keadaan darurat di kamar mesin. 3. Melakukan tindakan bila terjadi kebakaran di atas kapal, terjadi orang terjatuh ke laut dan terjadi keadaan darurat di kamar mesin. 4. Melakukan tindakan evakuasi bila terjadi kebakaran di atas kapal, terjadi orang terjatuh ke laut dan terjadi keadaan darurat di kamar mesin. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 1 II. PEMBELAJARAN A. Rencana Belajar Siswa Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR Kode Kompetensi TPL Prod/C. 01 Sub Kompetensi Isyarat Bahaya di Kapal Tanggal Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan Tanda Tangan Guru Mengetahui jenis-jenis isyarat bahaya di kapal. Menggunakan jenis-jenis isyarat bahaya di kapal Melakukan tindakan bila mendengar isyarat bahaya di kapal Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 2 B. Kegiatan belajar 1. Jenis-jenis Isyarat Bahaya di Kapal a. Tujuan Pembelajaran Siswa memiliki kemampuan untuk mengetahui jenis-jenis isyarat bahaya di kapal dengan benar. b. Uraian Materi 1. Jenis-jenis isyarat bahaya di kapal Isyarat bahaya adalah suatu isyarat atau tanda pengingat bagi anak buah kapal tentang adanya suatu keadaan darurat atau keadaan bahaya yang terjadi di atas kapal. Berdasarkan peraturan internasional maka jenisnya isyarat bahaya yang terdapat di atas kapal dibagi atas a. Isyarat berupa bunyi ledakan senjata yang diperdengarkan selang waktu kira-kira satu menit. b. Isyarat berupa bunyi atau alarm yang diperdengarkan secara terus menerus. c. Isyarat berupa roket atau peluru yang memancarkan cahaya berupa cahaya bintang yang ditembakkan dari lokasi terjadinya keadaan bahaya dalam selang waktu yang pendek. d. Isyarat dengan menggunakan radio telegraf untuk mengirim SOS atau kode morse. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 3 e. Isyarat dengan menggunakan pesawat radio telepon untuk mengirim kata-kata Mede atau kata yang mengisyaratkan kapal dalam kedaan bahaya. f. Isyarat berupa sehelai bendera yang berbentuk segi empat atau sesuatu yang menyerupai bola. g. Isyarat berupa nyala api yang berasal dari atas kapal. h. Isyarat berupa cerawat payung atau cerawat tangan yang memancarkan cahaya. i. Isyarat dengan menggunakan asap yang berwarna jingga. Isyarat-isyarat bahaya diatas digunakan bilamana terjadi kondisi darurat atau dengan kata lain telah terjadi keadaan yang membahayakan baik bagi keselamatan kapal secara umum maupun terhadap keselamatan penumpang secara khusus. Bila mendengan isyarat bahaya, maka setiap penumpang sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut a. Jangan panik, tetap tenang dan selalu mendengar instruksi yang disampaikan baik oleh perwira jaga deck maupun perwira jaga mesin. b. Berupaya melakukan tindakan pencegahab preventif dengan jalan Menutup pintu kedap air, katup-katup dan bagian mekanis yang berhubungan dengan lubang pembuangan air. c. Menyiapkan perlengkapan sekoci penolong termasuk radio jinjing yang digunakan untuk berkomunikasi maupun perlengkapan lainnya. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 4 d. Melakukan penurunan sekoci. e. Mengetahui tempat berkumpulnya penumpang diatas kapal. f. Mempersiapkan alat-alat pemadam dan mengetahui panel control pemadam kebakaran. c. Rangkuman 1. Isyarat bahaya adalah suatu isyarat atau tanda pengingat bagi anak buah kapal tentang adanya suatu keadaan darurat atau keadaan bahaya yang terjadi di atas kapal. 2. Isyarat bahaya di atas kapal dapat berupa Isyarat berupa bunyi ledakan senjata, Isyarat berupa bunyi atau alarm, Isyarat berupa roket atau peluru yang memancarkan cahaya, Isyarat dengan menggunakan radio telegraf, Isyarat dengan menggunakan pesawat radio telepon, Isyarat berupa nyala api, Isyarat dengan menggunakan asap. 3. Adapun tindakan yang harus dilakukan jika terjadi kedaan darurat diatas kapal adalah Jangan panik, berupaya melakukan tindakan pencegahab preventif, menyiapkan perlengkapan sekoci penolong, melakukan penurunan sekoci, mengetahui tempat berkumpulnya penumpang diatas kapal, mempersiapkan alat-alat pemadam dan mengetahui panel control pemadam kebakaran. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 5 d. Tugas 1. Mengetahui isyarat bunyi ledakan yang diperdengarkan selang waktu kira-kira 1 menit. 2. Mengetahui isyarat berupa roket atau peluru yang memancarkan cahaya. 3. Mengetahui isyarat yang menggunakan radio telegraf. 4. Mengetahui isyarat yang menggunakan pesawat radio. 5. Mengetahui yang menggunakan bendera yang berbentuk segi empat.. 6. Mengetahui isyarat yang menggunakan nyala api dari atas kapal. 7. Mengetahui isyarat yang menggunakan cerawat payung yang memancarkan cahaya. 8. Mengetahui isyarat yang menggunakan asap yang berwarna jingga. e. Test Formatif Berilah tanda silang X pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang Anda anggap paling benar 1. Isyarat bahaya adalah suatu isyarat atau tanda pengingat bagi anak buah kapal tentang adanya suatu keadaan ..yang terjadi diatas kapal. a. Kedaan darurat. b. Kedaan gawat. c. Kedaan stabil. d. Semua jawaban diatas adalah salah. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 6 2. Isyarat bahaya yang berupa roket yang memancarkan cahaya dimaksudkan agar lokasi terjadinya kedaan bahaya dapat .. a. Dilihat dari kejauhan. b. Agar mendapat perhatian yang besar. c. Agar menjadi pusat perhatian. d. Semua jawaban diatas adalah benar. 3. Isyarat berupa pengiriman melalui radio dimaksudkan adalah .. a. Agar lokasi terjadinya bahaya dapat didengar langsung. b. Agar lokasi terjadinya bahaya dapat didlihat langsung. c. Agar lokasi terjadinya bahaya dapat dirasakan langsung. d. Semua jawaban diatas adalah benar. 4. Isyarat berupa penggunaan bendera berbentu segi empat dimaksudkan adalah . a. Agar lokasi bahaya dapat dirasakan dari jauh. b. Agar lokasi bahaya dapat dilihat dari jauh. c. Agar lokasi bahaya dapat dicermati dari jauh. d. Semua jawaban diatas adalah salah. 5. Penggunaan isyarat berupa nyala api dari atas kapal menandakan .. a. Kapal dalam kedaan bahaya. b. Kapal dalam kedaan tenang. c. Kapal berada dalam keadaan bahagia.. d. Semua jawaban diatas adalah salah. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 7 6. Fungsi penggunaan isyarat bahaya adalah agar orang memberikan pertrolongan. a. Menyulitkan. b. Memudahkan. c. Menyenangkan. d. Semua jawaban diatas adalah benar. 7. Ketidak tepatan dalam penggunaan isyarat pertolongan dapat . Penolong dalam memberikan pertolongan. a. Menyulitkan. b. Menyehatkan. c. Memudahkan. d. Semua jawaban salah. 8. Tujuan utama dari penggunaan isyarat bahaya adalah agar pemberi pertolongan dapat memberikan pertolongan. a. Dengan cepat. b. Dengan lambat. c. Dengan susah payah. d. Semua jawaban benar. 9. Isyarat berupa bunyi sirine digunakan pada bahaya di atas kapal. a. Percikan bunga api. b. Bahaya listrik.. c. Bahaya kebakaran. d. Semua jawaba diatas adalah salah. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 8 10. Isyarat berupa bunyi sirine digunakan pada saat a. Peringat HUT Kemerdekaan RI. b. Terjadi kecelakaan lalu lintas. c. Terjadi kecelakaan tabrak lari. d. Semua jawaban diatas adalah salah. Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir Buku Materi Pokok ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Rumus Arti tingkatan penguasaan yang anda capai 90 % - 100 % Baik Sekali 80 % - 89 % Baik 70 % - 79 % Cukup < 69 % Kurang Bila tingkat penguasaan anda mencapai 80 % ke atas, anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya, bila bagus, tetapi apabila nilai yang anda capai di bawah 80 %, anda harus mengulangi kegiatan belajar 1, terutama pada bagian yang belum anda kuasai. Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = ______________________________ X 100 % 10 Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 9 f. Lembar Kerja 1. Alat ? Jenis-jenis isyarat bahaya 2. Bahan yang digunakan adalah ? Majun lap ? Radio Telegraf ? Bendera Berbentuk Segi Empat ? Smoke Signal 3. Langkah kerja ? Menyiapkan jenis-jenis isyarat bahaya. ? Menggunakan isyarat bahaya. ? Melakukan simulasi tindakan bila mendengar isyarat bahaya di kapal. 4. Keselematan dan Kesehatan Kerja K3 ? Sarung tangan ? Safety shoes 5. Kegiatan ? Mengidentifikasi jenis-jenis isyarat bahaya di kapal. ? Menggunakan isyarat bahaya di kapal. ? Melakukan tindakan bila mendengar isyarat bahaya di kapal. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 10 2. Penggunaan Isyarat Bahaya di Kapal a. Tujuan Pembelajaran Siswa memiliki kemampuan untuk mengunakan jenis-jenis isyarat bahaya di kapal dengan benar. b. Uraian Materi 1. Penggunaan isyarat Isyarat bahaya diatas kapal Berdasarkan penggunaannya, maka isyarat bahaya di atas kapal dapat dibagi atas a. Isyarat bahaya bila terjadi kebakaran di atas kapal. Isyarat bahaya bilamana terjadi kebakaran di atas kapal ditandai dengan isyarat bunyi dengan menggunakan bel atau seruling dengan ciri tujuh kali tiupan pendek dan satu kali tiupan panjang yang dilakukan secara terus menerus. Setiap orang yang berada di atas kapal bila mendengan isyarat bahaya kebakaran tersebut berkewajiban untuk melaporkan kepada mualim jaga anjungan bila kebakaran terjadi pada bagian deck dan melaporkan pada masinis jaga bila kebakaran terjadi di ruang mesin kapal. Setiap perwira kapal berkewajiban untuk memantau perkembangan tempat terjadinya kebakaran dan berupaya untuk melakukan tindakan pemadaman. Upaya pemadaman dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemadam api kecil atau dengan menggunakan alat pemadam api tetap dengan bantuan serluruh anak buah kapal. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 11 Cara lain yang digunakan dalam upaya melakukan tindakan pencegahan terjadinya kebakaran diatas kapal adalah dengan menggunakan ? Alat deteksi panas Smoke Detector Alat deteksi asap adalah alat deteksi yang menggunakan asap dengan memberikan sinyal ke alarm bahaya dengan cara mendeteksi adanya asap yang berasal dari nyala api yang tidak terkendali. ? Alat deteksi panas Heat Detector. Alat deteksi panas digunakan untuk memberikan peringatan awal tentang adanya kebakaran. Prinsip kerja dari alat deteksi panas adalah bekerja berdasarkan adanya temperature normal, temperature tiba-tiba naik, menyebabkan rangkaian elektronis bekerja aktif. ? Alat deteksi nyala api Flame Detector. Alat deteksi panas ini ditempatkan pada tempat yang mempunyai resiko bahaya kebakaran lebih besar dan dalam tempat yang mempunyai resiko bahaya kebakaran yang besar. b. Isyarat bahaya bila orang terjatuh ke laut Dalam menyampaikan isyarat terhadap orang yang terjatuh ke laut dapat dilakukan dengan teriakan berupa Orang jatuh . Terikan berupa orang jatuh dilakukan oleh perwira jaga, orang yang bertugas, atau penumpang lain yang melihat ketika terjadi orang jatuh dari atas kapal. Setelah mendengar teriakan, maka segera perwira jaga deck memberitahukan kepada Kepala kamar mesin atau perwira jaga mesin yang sedang bertugas untuk segera menurunkan kecepatan atau menghentikan kapal. Setelah Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 12 kapal berhenti maka segera dilakukan pertolongan. Pertongan yang diberikan kepada korban yang masih sadar dilakukan dengan mengulurkan tali atau kayu yang panjang untuk dipegang oleh korban. Cara pertolongan ini dilakukan untuk menghindari korban panik sehingga orang yang menolong korban turut tenggelam secara bersama-sama. Sedang bagi korban yang sudah tidak dasarkan diri atau pingsan, pertolongan dapat dilakukan dengan jalam penolong menariknya langsung ke atas kapal. c. Isyarat bahaya bila terjadi keadaan darurat di kamar mesin Terjadi kedaan darurat di kamar mesin dapat disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah a. Kurangnya air tawar dan bahan bakar pada tangki penampung. Ketinggian permukaan air dan bahan baker di dalam tangki dengan menggunakan pelampung dikontrol langsung oleh sebuah sensor 1. Bilaman terjadi perubahan permukaan air, maka sensor akan mengirim isyarat atau sinyal secara elektris maupun secara pneumatic yang direlay oleh alat control 2. Kalau isyarat yang diterima oleh alat control 2 masih dalam batas-batas sesuai dengan yang sudah diterima sebelumnya, maka tidak akan terjadi perubahan pada kedudukan katup 4, sehingga jumlah air yang masuk tetap besar. Tetapi apabila sinyal yang diterima oleh alat kontrol sudah melampaui batas-batas, alat control akan mengirim sinyal kepada pengatur 3 dan mengubah kedudukan katup sedemikian rupa sehingga jumlah air dalam tangki akan kembali normal. Untuk lebih jelasnya, Anda dipersilahkan untuk melihat gambar 1. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 13 Gambar 1. Alat control ketinggian cairan Sumber Soeyanto, 2001 b. Alat control suhu gas buang, suhu air pendingin dan suhu minyak pelumas pada mesin penggerak utama kapal. Alat control ini terdiri atas susunan thermo kopel yang dirangkai. Terdiri atas 2 buah kawat yang terbuat dari logam yang berlainan 2 dan diberi pelindung yang terbuat dari bahan keramik 4. Pada ujung 3 kedua kawat dihubungkan menjadi satu yang kemudian bagian ini ditempatkan pada tempat yang akan diukur suhunya. Apabila pada ujung 3 dan terminal 5 terdapat perbedaan suhu, maka pada kedua terminal akan terjadi gerak gaya listrik. Makin besar perbedaan suhu, maka makin besar gerak gaya listrik yang terjadi. Besarnya gerak gaya listrik inilah yang dikukur dengan alat ukur 1, yang dipasang pada ruang control, yang letaknya jauh dari tempat yang diukur suhunya. Untuk jebih jelas, Anda dipersilahkan untuk melihat gambar 2. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 14 Gambar 2. Alat sensor suhu. Sumber Soeyanto, 2001 c. Rangkuman 1. Isyarat bahaya bilamana terjadi kebakaran di atas kapal ditandai dengan isyarat bunyi dengan menggunakan bel atau seruling dengan ciri tujuh kali tiupan pendek dan satu kali tiupan panjang yang dilakukan secara terus menerus. 2. Isyarat terhadap orang yang terjatuh ke laut dapat dilakukan dengan teriakan berupa Orang jatuh . Terikan berupa orang jatuh dilakukan oleh perwira jaga, orang yang bertugas, atau penumpang lain yang melihat ketika terjadi orang jatuh dari atas kapal. 3. Kedaan darurat pada kamar mesin dapat berupa Kurangnya air sebagai media pendingin mesin, dan bahan baker. Kedaan ini dapat Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 15 menyebabkan sonsor mengirimkan sinyal pada ruang control di anjungan, yang menyebabkan alarm pada ruang control tersebut berbunyi. 4. Alat pengontrol suhu gas buang, suhu air pendingin dan suhu minyak pelumas bekerja berdasrkan perbedaan gerak gaya listrik pada kedua ujung kawat yang ditempatkan pada tempat yang akan diukur suhunya. Perbedaan gerak gaya listrik ini, oleh sensor kemudian dikirim berupa sinyal, yang kemudian menyebabkan alarm suhu gas buang air pendingin, minyak pelumas pelumas berbunyi yang menandakan bahwa suhu diantara alat tersebut tidak normal. d. Tugas 1. Membaca dan memahami isyarat-isyarat bahaya yang terdapat di kapal. 2. Membuat paper tentang penggunaan isyarat bahaya di kapal. 3. Memahami isyarat bahaya kebakaran diatas kapal. 4. Memahami dan dapat menggunakan isyarat orang terjatuh ke laut. 5. Memahami isyarat bahaya di kamar mesin. 6. Mengidentifikasi jenis-jenis isyarat bahaya di atasa kapal. 7. Mengidentifikasi isyarat terjadinya kebakaran di kamar mesin. 8. Mengidentifikasi isyarat bahaya jika orang terjatuh ke laut 9. Dapat melakukan tindakan pencegahan jika mendengar isyarat bahaya di atas kapal. e. Tes Formatif Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 16 Berilah tanda silang X pada huruf a, b, c, dan d pada lembar jawaban yang Anda anggap paling benar. 1. Isyarat bahaya kebakaran di atas kapal ditandai dengan a. Bunyi alarm. b. Bunyi seruling. c. Bunyi bel. d. Semua jawaban diatas adalah benar. 2. Yang paling bertanggung jawab jika terjadi kebakaran di atas kapal adalah . a. Nakhoda kapal. b. Perwira kapal. c. Anak buah kapal. d. Semua jawaban adalah benar. 3. Alat deteksi asap Smoke Detector, adalah alat deteksi kebakaran yang menggunakan . a. Panas. b. Asap. c. Nyala api d. Semua jawaban salah 4. Alat deteksi panas Heat Detector, adalah alat deteksi yang menggunakan . a. Panas b. Asap. c. Nyala api d. Semua jawaban salah. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 17 5. Alat deteksi nyala api Flame Detector, adalah alat deteksi yang menggunakan.. a. Panas. b. Asap. c. Nyala api d. Semua jawaban salah 6. Dalam menyampaikan isyarat terhadap orang yang terjatuh ke laut dapat dilakukan dengan cara .. a. Teriakan berupa orang jatuh. b. Dengan isyarat orang jatuh. c. Dengan isyarat bahaya. d. Semua jawaban adalah salah. 7. Setiap orang yang mendengar teriakan orang terjatuh ke laut, maka wajib untuk .. a. Diam saja. b. Menyampaikan kepada perwira jaga kapal. c. Bersikap panic. d. Semua jawaban adalah benar. 8. Cara memberikan pertolongan terhadap orang yang terjatuh ke laut adalah dengan cara . a. Mengulurkan tangan. b. Melemparkan pelampung. c. Mengulurkan kayu yang panjang. d. Jawaban a dan b adalah benar. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 18 9. Sikap orang yang memberikan pertolongan terhap orang yang terjatuh ke laut adalah. a. Bersikap tenang. b. Bersikap gugup. c. Bersikap tenang dan tidak panic. d. Semua jawaban adalah salah. 10. Bagi korban yang terjatuh ke laut dan tidak sadarkan diri, maka cara memberikan pertolongan adalah .. a. Si korban di tarik langsung ke atas kapal. b. Si korban dibiarkan saja. c. Si korban dilemparkan pelampung. d. Semua jawaban diatas salah. Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir Buku Materi Pokok ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Rumus Arti tingkatan penguasaan yang anda capai Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = ______________________________ X 100 % 10 Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 19 90 % - 100 % Baik Sekali 80 % - 89 % Baik 70 % - 79 % Cukup < 69 % Kurang Bila tingkat penguasaan anda mencapai 80 % ke atas, anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya, bila bagus, tetapi apabila nilai yang anda capai di bawah 80 %, anda harus mengulangi kegiatan belajar 1, terutama pada bagian yang belum anda kuasai. f. Lembar Kerja 1. Alat ? Alarm kebakaran. ? Sensor ketinggian air. ? Sensor suhu. ? OHP ? LCD. 4. Bahan yang digunakan adalah ? Majun lap 5. Langkah kerja ? Menggunakan alarm kebakaran dalam simulasi terjadinya kebakaran di kapal. ? Mensimulasikan peran orang terjatuh ke laut. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 20 ? Menggunakan alarm sensor ketinggian air dan sensor suhu dalam simulasi keadaan darurat di kamar mesin. 4. Keselematan dan Kesehatan Kerja K3 ? Sarung tangan ? Safety shoes 5. Kegiatan ? Mengenal isayarat bahaya bila terjadi kebakaran di atas kapal. ? Mengenal isyarat bahaya bila orang terjatuh ke laut. ? Mengenal isyarat bahaya bila terjadi kedaan darurat di kamar mesin.. 3. Tindakan yang dilakukan bila mendengar isyarat bahaya di kapal Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 21 a. Tujuan Pembelajaran Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan bila mendengar isyarat bahaya di kapal dengan benar. b. Uraian Materi 1. Tindakan yang dilakukan bila mendengan alarm kebakaran di kapal Adapun tindakan yang dilakukan bila mendengar alam kebakaran di kapal. a. Bagi penumpang adalah ? Bagi penumpang adalah bersikap tenang dan tidak panik. ? Perhatikan instruksi atau perintah yang harus dilakukan yang berasal dari perwira kapal. ? Mengenakan alat keselamatan sesuai dengan instruksi perwira kapal. ? Melakukan tindakan evakuasi sesuai dengan petunjuk perwira kapal. b. Bagi perwira kapal adalah ? Bersikap tenang dan tidak panic. ? Melakukan tindakan pemadaman kebakaran. ? Memberikan bimbingan atau petunjuk kepada semua penumpang tentang tindakan darurat yang harus dilakukan. ? Memberikan petunjuk tentang cara menggunkan alat keselamatan, bilamana harus meninggalkan kapal. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 22 2. Tindakan yang dilakukan bila mendengar isyarat orang terjatuh ke laut Adapun tindakan yang harus dilakukan jika mendengar orang terjatuh ke laut adalah a. Penolong hendaknya bersikap tenang dan tidak panic. b. Segera melakukan terikan dengan perkataan Orang terjatuh c. Segera memperlambat atau menghentikan kecepatan kapal. d. Lembarkan pelampung penolong, tali atau kayu panjang sebagai alat berpegang bagi korban. e. Berikan pertongan pertama kepada korban, kemudian larikan ke rumah sakit terdekat. 3. Tindakan yang dilakukan jika terjadi keadaan darurat di kamar mesin Alarm ketinggian jumlah cairan berkurang berbunyi, karena bahan bakar dan minyak pelumas berkurang dalam tangki penampung berkurang. Adapun tindakan yang harus dilakukan adalah a. Memeriksa indikator ketinggian atau jumlah air pendingin dan bahan bakar di dalam tangki. b. Menambah jumlah air pendingin dan bahan bakar di dalam tangki. c. Bilaman alarm tetap berbunyi, maka lakukan pemeriksaan terhadap sistim perlistrikannya. d. Lakukan perbaikan jika ditemui adanya hal-hal yang tidak sesaui dengan buku petunjuk pengopersisn peralatan. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 23 c. Rangkuman 1. Tindakan yang dilakukan bila mendengar alam kebakaran di kapal adalah bagi penumpang bersikap tenang dan tidak panik, memrhatikan instruksi atau perintah yang harus dilakukan yang berasal dari perwira kapal, mengenakan alat keselamatan sesuai dengan instruksi perwira kapal, melakukan tindakan evakuasi sesuai dengan petunjuk perwira kapal. 2. Bagi perwira kapal adalah Bersikap tenang dan tidak panik, melakukan tindakan pemadaman kebakaran, memberikan bimbingan atau petunjuk kepada semua penumpang tentang tindakan darurat yang harus dilakukan, memberikan petunjuk tentang cara menggunkan alat keselamatan, bilamana harus meninggalkan kapal. 3. Tindakan yang harus dilakukan jika mendengar orang terjatuh ke laut adalah Penolong hendaknya bersikap tenang dan tidak panik, segera melakukan terikan dengan perkataan Orang terjatuh, memperlambat atau menghentikan kecepatan kapal, melemparkan pelampung penolong, tali atau kayu panjang sebagai alat berpegang bagi korban, berikan pertongan pertama kepada korban, kenudian larikan ke rumah sakit terdekat. 4. Tindakan yang dilakukan jika terjadi keadaan darurat di kamar mesin, dimana alarm ketinggian jumlah cairan berbunyi, karena bahan bakar dan minyak pelumas jumlahnya berkurang di dalam tangki penampung. Adapun tindakan yang harus dilakukan adalah Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 24 a. Memeriksa indikator ketinggian atau jumlah air pendingin dan bahan bakar di dalam tangki. b. Menambah jumlah air pendingin dan bahan bakar di dalam tangki. c. Bilamana alarm tetap berbunyi, maka lakukan pemeriksaan terhadap sistim perlistrikannya. d. Lakukan perbaikan jika ditemui adanya hal-hal yang tidak sesaui dengan buku petunjuk pengopersisn peralatan. d. Tugas 1. Membuat paper tentang tindakan yang harus dilakukan bila terjadi kebakaran di kapal 2. Membuat paper tentang tindakan yang harus dilakukan bila terjadi orang terjatuh di laut 3. Membuat paper tentang tindakan yang harus dilakukan bila terjadi keadaan darurat di kamar mesi 4. Sikap yang harus dilakukan bila terjadi kebakaran di kapal. 5. Sikap yang harus dilakukan bila terjadi orang terjatuh ke laut 6. Sikap yang harus dilakukan bila terjadi kedaan darurat di kamar mesin. 7. Pencegahan yang dilakukan bila terjadi kebakaran di kapal. 8. Pencegahan yang dilakukan bila terjadi orang terjatuh ke laut. 9. Pencehagan yang dilakukan bila terjadi keadaan darurat di kamar mesin. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 25 10. Menyelenggarakan buku jurnal kegiatan pencegahan terjadinya kebakaran, orang terjatuh ke laut dan terjadi kedaan darurat di kamar mesin. e. Test Formatif Berilah tanda silang X pada huruf a, b, c, dan d pada lembar jawaban yang Anda anggap paling benar. 1. Adapun tindakan yang harus dilakukan bagi penumpang bila mendengar alarm kebakaran adalah .. a. Bersikap tenang dan tidak panic. b. Bersikap berteriak-teriak meminta tolong. c. Bersikap sabar. d. Semua jawaban adalah benar. 2. Mengenakan alat keselamatan sesuai dengan petunjuk perwira adalah salah satu sikap dari bila mendengar alarm kebakaran. a. Awak kapal. b. Penumpang. c. Nakhoda. d. Semua jawaban benar. 3. Memberikan petunjuk dan melakukan tindakan pemadaman api adalah sikap dari bila terjadi kebakaran di atas kapal. a. Anak buah kapal. b. Perwira kapal. c. Nakhoda kapal. d. Semua jawaban adalah benar. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 26 4. Bila terjadi kedaan darurat di atas kapal, maka instruksi yang harus didengar yang berkaitan dengan keselamatan adalah . a. Nakhoda kapal. b. Perwira kapal. c. Anak buah kapal. d. Semua jawaban adalah benar. 5. yang berkewajiban untuk memberikan petunjuk tentang cara penggunaan alat-alat keselamatan adalah .. a. Semua orang di atas kapal. b. Perwira kapal. c. Anak buah kapal. d. Semua jawaban adalah benar. 6. Sikap terhadap orang yang memberikan pertolongan terhadap orang yang terjatuh ke laut adalah .. a. Bersikap tenang dan tidak panic. b. Bersikap tergopoh-gopoh. c. Bersikap dingin. d. Semua jawaban diatas adalah salah. 7. Jika melihat orang yang terjatuh ke laut, maka tindakan yang wajib dilakukan adalah . a. Mengulurkan tangan. b. Melemparkan pelampung. c. Mengulurkan benda yang mudah dijangkau oleh korban. d. Jawaban b dan c adalah benar. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 27 8. Sikap terhadap orang yang pertama kali melihat orang yang terjatuh ke laut adalah a. Diam saja. b. Berteriak dengan kata Orang terjatuh ke laut. c. Meminta tolong. d. Semua jawaban benar. 9. Salah satu penyebab berbunyinya alarm bahaya di kamar mesin adalah .. a. Kurangnya jumlah bahan bakar dan minyak pelumas pada tangki harian. b. Terjadinya kebakaran di kamar mesin. c. Kurangnya air tawar di kamar mesin. d. Jawaban a dan b adalah benar. 10. Bila mendengar alarm bahaya di kamar mesin maka tindakan yang dilakukan adalah a. Bersikap panik. b. Bersikap tenang dan menelusuri penyebab alarm berbunyi. c. Mematikan lampu kamar mesin. d. Mematikan mesin di kamar mesin. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 28 Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban yang terdapat pada bagian akhir Buku Materi Pokok ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Rumus Arti tingkatan penguasaan yang anda capai 90 % - 100 % Baik Sekali 80 % - 89 % Baik 70 % - 79 % Cukup < 69 % Kurang Bila tingkat penguasaan anda mencapai 80 % ke atas, anda dapat meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya, bila bagus, tetapi apabila nilai yang anda capai di bawah 80 %, anda harus mengulangi kegiatan belajar 1, terutama pada bagian yang belum anda kuasai. Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = ______________________________ X 100 % 10 Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR II - 29 f. Lembar Kerja 1. Alat ? Alarm kebakaran. ? Sensor ketinggian air. ? Sensor suhu. ? OHP ? LCD 2. Langkah kerja ? Melakukan tindakan bila mendengar alarm kebakaran di kapal. ? Melakukan tindakan bila mendengar orang terjatuh ke laut. ? Melakukan tindakan bila mendengar alarm keadaan darurat di kamar mesin. 3. Keselematan dan Kesehatan Kerja K3 ? Sarung tangan ? Safety shoes 4. Kegiatan ? Melakukan tindakan bila mendengar isyarat bahaya kebakaran di atas kapal. ? Melakukan tindakan bila mendengar isyarat orang terjatuh ke laut. ? Melakukan tindakan bila mendengar isyarat terjadi kedaan darurat di kamar kapal. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR III - 1 III. EVALUASI Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR Kode Kompetensi TPL Prod/C. 01 Sub Kompetensi Isyarat Bahaya di Kapal Nama Siswa Nomor Induk Siswa Waktu/ Tanggal Nilai Kognitif Skill Psikomotor Skill Attitude Skill Produk/benda kerja sesuai standart Menjelaskan jenis-jenis isyarat bahaya di kapal Cermat dalam menjelaskan jenis-jenis isyarat bahaya di kapal Menjelaskan penggunaan jenis-jenis isyarat bahaya di kapal Cermat dalam menjelaskan penggunaan jenis-jenis isyarat bahaya di kapal Menjelaskan tentang tindakan yang dilakukan bila mendengar isyarat keadaan bahaya di kamar mesin. Cermat dalam menjelaskan tindakan yang dilakukan bila mendengar isyarat keadaan bahaya di kamar mesin. Menjelaskan alarm kebakaran di kapal, orang Memperagak an terjadinya kebakaran di Cermat dalam menjelaskan alarm Melakukan tindakan bila mendengar Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR III - 2 terjatuh ke laut dan kedaan darurat di kamar mesin kapal, orang terjatuh ke laut dan kedaan darurat di kamar mesin kebakaran di kapal, orang terjatuh ke laut dan kedaan darurat di kamar mesin alarm kebakaran di kapal, orang terjatuh ke laut dan kedaan darurat di kamar mesin KUNCI JAWABAN TES FORMATIF ? Kode C. 01. 1 1. a 3. a 5. a 7. a 9. c 2. a 4. b 6. b 8. a 10. a ? Kode C. 01. 2 1. a 3. b 5. c 7. b 9. c 2. a 4. a 6. a 8. b 10. a ? Kode C. 01. 3 1. a 3. b 5. b 7. d 9. d 2. b 4. b 6. a 8. b 10. b Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR IV - 1 IV. PENUTUP Pada modul ini, Anda telah mempelajari tentang jenis-jenis isyarat bahaya, penggunaan tanda bahaya dan tindakan yang dilakukan jika mendengar isyarat bahaya yang ada di atas kapal, dimana materi pembelajaran menitik beratkan pada kemampuan keterampilan atau skill, diharapkan setelah selesainya Anda mempelajari materi ini Anda berhak untuk mendapatkan sertifikasi. Dimana modul-modul berikutnya yang membahas khusus tentang isyarat bahaya di kapal, selalu disesuaikan dengan dunia kerja dan dunia industri. Sekolah dapat merekomendasikan siswa untuk mengikuti evaluasi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi profesi, atau apabila sekolah mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan uji kompetensi, maka uji kompetensi tersebut dapat dilakukan di sekolah. Isyarat Bahaya di kapal Kompetensi Prosedur Darurat dan SAR DAFTAR PUSTAKA Diklat Pertamina, 2001, Dasar-dasar Keselamatan di Kapal, Jakarta. Pendidikan dan Latihan Ahli Pelayaran, 2001, Basic Safety Trainning, Jakarta.
isyarat bunyi di atas kapal